GadogadoPers

Terpercaya & Terdepan

Diskriminasi

Polisi Kepung Desa Wadas Dan Tangkap Puluhan Warga

Jakarta – Warga Desa Wadas di Purworejo, Jawa Tengah, melihat rombongan polisi dari kejauhan pada Selasa pagi (8/2). Warga prediksi ratusan petugas polisi akan datang ke desanya.

Petugas polisi bersenjata lengkap mengenakan pakaian pelindung dan perisai memasuki desa Wadas sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka berasal dari Desa Kaliwader dan Desa Pekacangan.

Pasukan berseragam berjalan sambil mencopot sejumlah spanduk yang berisi penolakan tambang batu andesit untuk Bendungan Bener.

“Sudah ada ratusan polisi di setiap desa di sekitar desa Wadas. Warga [sudah] curiga. Pasti ke Wadas,” kata seorang warga yang kabur dari kepolisian, Selasa (8/2).

Dia melaporkan bahwa dia belum menerima pemberitahuan dari warga bahwa polisi telah datang untuk mengontrol pengukuran di lokasi penambangan andesit. Warga akhirnya memutuskan untuk berkumpul di Masjid Nurul Khuda Krajan.

Dia mengatakan, warga tidak diberitahu bahwa polisi telah datang untuk memantau pengukuran di area penambangan andesit. Warga akhirnya memutuskan untuk berkumpul di Masjid Nurul Huda Krajan.

Sekitar 500 petugas polisi menjaga masjid. Sebagian lagi menemani warga desa lain yang setuju untuk membangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener.

“Lalu orang yang mau ngukur, yang pro [pembangunan] orang luar Wadas kayak orang Cacaban. Polisi ngawal warga Cacaban dan Kaliwader yang punya tanah. [Sedangkan] yang muhajadah di masjid dikepung polisi,” ujarnya.

Sampai tiba waktu Zuhur, warga yang ingin menjalankan salat berjalan menuju tempat wudu. Namun, polisi justru mengarahkan warga berjalan menuju mobil tahanan. Puluhan warga pun berhasil diamankan.

Warga pun berlarian masuk ke dalam rumah warga lainnya. Polisi lantas menyisir rumah warga tersebut. Mereka menangkap beberapa warga yang tengah bersembunyi.

“Yang di dalam [rumah] dibuka, diambilin (ditangkap) semua dan terus berjalan sampai sore. Sampai sore warga yang katanya aman disuruh pulang,” ujarnya.

Namun tiba-tiba polisi kembali menahan warga yang berada di halaman masjid. Sementara itu, warga di dalam masjid dikurung sehingga tidak bisa keluar.

“Yang didalem yang disuruh pulang masih ditangkepin lagi. Kita sudah lelah,” katanya.

Menurut seorang warga, polisi telah menahan sedikitnya 60 orang. Sementara itu, Era Hareva Pasarua, Kepala Divisi Penelitian Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, mengatakan sekitar 40 warga Desa Wadas dibawa ke Polsek Bener. Beberapa dari mereka bahkan masih di bawah umur.

Petugas ini datang mengawal Tim Pengukur Lahan Tambang Andesit untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener. Warga menolak rencana tersebut, sebagian karena proyek tersebut mengancam mata pencaharian dan lingkungan mereka.

Polisi mengatakan bahwa 23 orang mengungsi selama proses pengukuran lahan untuk pembangunan Bendungan Bener dekat desa Wadas.

Iqbal Alkudussi, Kabag Humas Polda Jawa Tengah, mengaku puluhan orang dideportasi karena bertindak anarkis dan mencampuri urusan petugas.

Iqbal mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa (8/2/22) bahwa “23 orang ditahan dan segera dibawa ke Polsek Bener untuk diinterogasi.”

Baca Juga : Oknum Polisi Purbalingga Ditangkap BNN Terancam Sanksi Pemecatan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments