Kapolsek Tebet, Kompol Murodih, menjelaskan bahwa insiden ini terjadi sekitar pukul 12.00 WIB saat jam istirahat. Pada saat itu, GAD berada di kelas VII E yang terletak di lantai tiga bersama dua temannya. “Korban sempat menyuruh dua temannya untuk keluar dari ruangan kelas tanpa alasan yang jelas,” kata Murodih. Setelah teman-temannya keluar, GAD membuka jendela kelas. Kedua temannya berusaha mencegah dan berteriak, tetapi GAD tidak menghiraukannya dan langsung melompat. “Korban kemudian langsung melompat ke luar jendela,” ujar Murodih.
Dalam proses melompat, tubuh GAD menghantam genting di lantai dua sebelum jatuh ke tanah. Hantaman ini menyebabkan genting tersebut hancur. “Ketika melompat, korban sempat tersangkut di genteng lantai dua gedung, lalu jatuh ke bawah,” tambah Murodih. GAD segera dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Tebet untuk mendapatkan perawatan medis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa GAD mengalami luka di kepala, tangan, dan kaki. “Korban mengalami luka di bagian kepala atas sebelah kiri, luka lecet di kaki sebelah kanan dan lecet di tangan kiri,” jelas Murodih.
Meski begitu, kondisi GAD kini berangsur membaik dan sudah bisa diajak berkomunikasi. “Saat ini korban dalam kondisi sadar,” kata Murodih. Menurut Murodih, GAD diduga melompat karena frustasi merasa dijauhi oleh teman-temannya. “Korban mengaku melakukan hal tersebut karena merasa dijauhi dan tidak ditemani oleh teman sekolahnya,” ungkap Murodih.
Lebih lanjut, Murodih menjelaskan bahwa perasaan terisolasi GAD berawal dari sebuah insiden pada hari Jumat sebelumnya. Saat itu, GAD terlibat perselisihan dengan teman-temannya yang menuduhnya melarang mereka untuk menunaikan shalat Jumat hanya demi menemaninya. “Korban ini kebetulan non-muslim. Temannya kemudian menyalahkan GAD karena hal itu,” tutur Murodih.
Murodih menegaskan bahwa GAD tidak pernah bermaksud melarang temannya beribadah. “Setelah kejadian itu, korban merasa dijauhi dan permasalahan ini tidak pernah diceritakan ke guru konseling atau guru lain. Hal ini akhirnya yang mendasari korban untuk melakukan tindakan lompat dari ruang kelas,” jelas Murodih.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) segera merespons peristiwa ini. “Kami akan temui korban, segera,” ujar Penjabat Sementara (Pjs) Komnas PA, Lia Latifah, saat dihubungi, Senin. Lia menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan penuh terhadap GAD. “Intinya kami akan temui korban dulu. Kami akan beri pendampingan,” tegasnya.
Selain itu, Komnas PA berencana mengunjungi sekolah GAD untuk memberikan edukasi kepada seluruh siswa tentang bahaya perundungan dan kekerasan anak lainnya. “Kami akan datangi sekolahnya. Kami lalu beri edukasi kepada seluruh murid supaya tidak ada lagi yang namanya perundungan, memusuhi satu kelompok atau siswa lain,” tambah Lia.
Insiden ini menggugah kesadaran banyak pihak akan pentingnya lingkungan sekolah yang mendukung dan aman bagi setiap siswa. Diharapkan langkah-langkah preventif dan edukatif dari Komnas PA serta pihak sekolah dapat mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Semoga GAD segera pulih dan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk menghadapi masa sulit ini.
Baca juga: Bea Cukai Lagi! Dituduh Bebankan Biaya Tinggi Pengiriman Peti Jenazah, Ini Penjelasannya!
Sumber: Kompas.