Gadogadopers.com – Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024, yang digelar pada Sabtu dini hari WIB (27/7/2024), menghadapi kritik tajam dari berbagai kalangan. Acara yang berlangsung selama empat jam tersebut menampilkan berbagai pertunjukan spektakuler di ruang terbuka, bukan di stadion seperti biasanya. Namun, salah satu adegan dalam acara tersebut dianggap sebagai penghinaan terhadap umat Kristen, menyebabkan protes dari berbagai pihak.
Perhelatan Opening Ceremony kali ini berbeda dari biasanya. Alih-alih menggunakan stadion, acara dibuka dengan defile kontingen negara peserta yang mengarungi sepanjang Sungai Seine. Para penari dan musisi beraksi di tepian sungai serta di atas monumen-monumen ikonik di sekitarnya. Momen-momen ini menambah kemegahan acara tersebut.
Namun, salah satu segmen dari pertunjukan ini menuai sorotan yang tidak diinginkan. Kamera siaran menyorot sebuah meja yang dikelilingi oleh sejumlah waria, dengan satu individu di tengahnya mengenakan mahkota dan berdiri di depan perlengkapan Disk Jockey (DJ). Adegan ini kemudian terungkap sebagai parodi dari lukisan Perjamuan Terakhir karya Leonardo da Vinci.
Dalam adegan tersebut, tampak 18 waria berpose di belakang meja panjang, yang mengingatkan pada gambaran Yesus bersama 12 muridnya dalam Perjamuan Terakhir. Tidak hanya itu, pertunjukan yang memicu kecaman juga menampilkan seorang pria dicat biru dengan bagian sensitifnya ditutupi rangkaian bunga dan buah, seolah-olah disajikan sebagai hidangan untuk Perjamuan Terakhir.
Baca juga: Sosok Misterius Inisial ‘T’ Terungkap Sebagai Bandar Judi Online
Video dari adegan kontroversial ini dengan cepat menyebar di media sosial, mendapatkan berbagai komentar negatif dari netizen. Banyak yang menilai bahwa pertunjukan tersebut merupakan bentuk penghinaan terhadap ajaran Katolik.
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, ikut menanggapi melalui platform X. “Ini sangat tidak menghormati orang Kristen,” tulis Musk, mengekspresikan keterkejutannya terhadap adegan yang ditayangkan. Komentar serupa juga datang dari Clint Russell, pembawa acara podcast Liberty Lockdown, yang menyebutkan, “Ini keterlaluan. Memulai acara dengan mengganti Yesus dan para pengikutnya dengan laki-laki berpakaian perempuan tidak dapat diterima.”
Penyiar pemenang penghargaan, Niall Boylan, juga menyatakan ketidaksetujuannya. Dalam wawancaranya dengan India Today, Boylan menyebut penggambaran Perjamuan Terakhir sebagai “penghinaan terang-terangan”. “Yesus digambarkan sebagai seorang wanita dan para pengikutnya sebagai waria. Saya heran mengapa mereka tidak mengejek Islam dengan cara yang sama,” ungkap Boylan.
Kontroversi ini menambah daftar panjang kritik yang diterima oleh acara pembukaan Olimpiade Paris 2024. Banyak pihak merasa bahwa penggambaran tersebut melanggar batas-batas penghormatan terhadap agama, terutama bagi umat Kristen di seluruh dunia.
Pihak penyelenggara Opening Ceremony belum memberikan tanggapan resmi mengenai kritik yang muncul. Sementara itu, acara tersebut tetap menjadi perbincangan hangat di berbagai platform sosial dan media internasional.
Dengan adanya kontroversi ini, penyelenggara dan peserta Olimpiade Paris 2024 menghadapi tantangan untuk menjaga sensitivitas budaya dan agama dalam penyelenggaraan acara global yang melibatkan berbagai negara dan latar belakang. Momen ini juga menggarisbawahi pentingnya pertimbangan yang matang dalam menampilkan pertunjukan yang tidak hanya menghibur tetapi juga menghormati keberagaman keyakinan dan budaya.
Olimpiade Paris 2024 akan terus berlangsung, dan meskipun kontroversi ini memberikan dampak negatif, banyak harapan agar acara tersebut tetap menjadi ajang yang merayakan persatuan dan semangat olahraga di seluruh dunia.
Sumber: iNews.