Malam Natal yang seharusnya menjadi momen penuh kedamaian berubah menjadi tragedi kelam bagi NH, seorang mahasiswi universitas swasta di Yogyakarta. NH disiram air keras oleh seorang pria suruhan yang diatur oleh mantan pacarnya, Billy, setelah menolak untuk kembali menjalin hubungan.
Peristiwa ini, yang terjadi pada Selasa (24/12/2024), mengungkap sisi gelap pelaku yang tidak dapat menerima penolakan korban. Polisi menyebutkan bahwa Billy, mahasiswa S-2 di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, merencanakan aksi keji ini dengan menyewa eksekutor bernama Satim, yang diberi bayaran Rp 7 juta untuk menjalankan tindakan tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Yogya, Kompol Probo Satrio, menjelaskan bahwa hubungan antara Billy dan korban bermula pada tahun 2021 dan berakhir pada Agustus 2024. Sejak putus, Billy terus mendesak NH untuk kembali menjalin hubungan, namun selalu mendapatkan penolakan.
“Pelaku tidak terima diputuskan oleh korban. Dia mendatangi kos korban dengan maksud agar bisa balikan, tapi korban tetap menolak,” ungkap Probo saat konferensi pers di Mapolresta Yogya, Jumat (27/12/2024). “Karena ditolak, pelaku mengancam bahwa jika mereka tidak bersama, maka mereka berdua akan merasakan penderitaan yang sama.”
Baca juga: Tragedi Gelap! Penemuan Mayat Pria Terkubur di Bawah Lantai Keramik
Billy menggunakan media sosial untuk mencari eksekutor. Ia memposting sebuah pesan di Facebook yang seolah-olah menawarkan pekerjaan kepada siapa saja. Dari sinilah ia bertemu Satim, pria yang kemudian menjalankan aksinya. Kesepakatan dibuat, dan Billy memberikan instruksi detail mengenai keberadaan NH di kosnya pada malam kejadian.
“Pelaku menghubungi eksekutor pada pukul 15.00 WIB dan memberikan informasi bahwa korban sedang bersiap-siap untuk pergi ke gereja,” ujar Probo. “Eksekutor tiba di lokasi sekitar pukul 18.30 WIB, langsung masuk karena pintu kos sedikit terbuka. Saat itu, korban baru selesai mandi dan mengenakan handuk.”
Tanpa pikir panjang, Satim menyiramkan cairan air keras ke arah NH, mengenai wajah dan tubuhnya. Serangan brutal ini meninggalkan luka bakar serius pada korban, yang kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kasus ini memicu kecaman dari berbagai pihak. Tindakan Billy menunjukkan bahwa ketidakdewasaan dalam menerima penolakan dapat berujung pada perilaku kriminal yang mengerikan. Banyak pihak mendesak agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal dengan kejahatannya.
“Ini adalah tindakan yang sangat keji dan tidak manusiawi. Kami akan memastikan pelaku utama maupun eksekutor mendapat hukuman berat sesuai hukum yang berlaku,” tegas Probo.
Kasus ini tidak hanya meninggalkan luka fisik bagi korban, tetapi juga trauma mendalam yang mungkin sulit disembuhkan. Di sisi lain, peristiwa ini membuka mata masyarakat akan pentingnya penanganan kasus kekerasan berbasis gender. Pihak kampus dan komunitas sosial di Yogyakarta mulai menyerukan kampanye kesadaran untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Saat ini, Billy dan Satim telah ditahan oleh pihak kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut. Penyelidikan terus dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti tambahan guna memastikan hukuman maksimal bagi para pelaku.
Tragedi air keras ini menjadi pengingat bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi, dan tindakan seperti ini harus dilawan oleh masyarakat secara kolektif. NH, korban yang tak bersalah, kini menjadi simbol perjuangan melawan kekerasan berbasis gender, sekaligus harapan bahwa keadilan akan ditegakkan.