Gadogadopers.com – Pada Minggu malam, 28 Juli 2024, Kota Tual, Maluku, menjadi saksi bentrokan tragis antara personel Brimob Resimen III Bawah Kendali Operasi (BKO) dan anggota Polres Tual. Insiden ini tidak hanya mengejutkan masyarakat setempat, tetapi juga menarik perhatian nasional setelah video bentrokan tersebut menjadi viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan baku tembak antara kedua pihak yang menciptakan suasana mencekam di Kota Tual.
Menurut Humas Polda Maluku, Kombes Pol Aries Aminullah, bentrokan tersebut bermula dari razia knalpot racing yang dilakukan oleh anggota Polres Tual. Saat itu, beberapa motor dengan knalpot racing yang bising berhasil diamankan. Namun, satu motor berhasil kabur, dan tidak lama kemudian sekelompok massa yang diduga rekan dari pemotor tersebut menyerang kantor Polres Tual sekitar pukul 20.05 WIT.
“Mereka menyerang kantor polisi, indikasinya ada anggota Brimob yang terlibat. Tembakan sempat terdengar, tetapi informasi lengkapnya belum kami dapat,” ujar Aries.
Akibat insiden tersebut, kantor Polres Tual mengalami kerusakan parah, begitu pula dengan belasan kendaraan roda dua yang ada di sana. Puluhan orang yang diduga personel Brimob juga sempat memukul dan menganiaya personel Polres Tual yang sedang piket. Kejadian ini berlangsung sekitar setengah jam, meninggalkan kerusakan dan trauma di kalangan aparat serta masyarakat.
Setelah insiden pertama, kedua belah pihak sempat berdamai setelah memberikan klarifikasi. Namun, damai itu tidak bertahan lama. Penyerangan kembali terjadi karena adanya pihak yang tidak puas dengan penyelesaian sebelumnya. “Sudah didamaikan dan diklarifikasi bahwa memang benar ada anggota Brimob. Namun, serangan kembali terjadi mungkin karena ada yang tidak terima,” kata Aries.
Kejadian ini mendorong Mabes Polri untuk turun tangan. Tim dari Mabes Polri dan Polda Maluku dikirim untuk mengusut kasus ini serta mengkonsolidasi semua satuan Polri di wilayah tersebut. Kepala Divisi Propam Mabes Polri, Irjen Abdul Karim, dan komandan satuan Brimob Polda Maluku, Kombes Pol Dostan Matheus Siregar, hadir di lokasi untuk melakukan pendalaman.
Penjabat Wali Kota Tual, R. Affandy Hassanusi, segera menggelar rapat koordinasi pada Senin, 29 Juli 2024. Rapat tersebut dihadiri oleh tim Mabes Polri, Polda Maluku, tokoh agama, masyarakat, dan tokoh adat untuk membahas langkah yang harus dilakukan pasca kejadian. “Kita telah melakukan rapat koordinasi dengan Forkopinda bersama tokoh agama, masyarakat, dan tokoh adat, termasuk dari Klasis GPM Tual. Hari ini juga ada Dansat Brimob yang datang langsung ke sini,” ujar Affandy.
Affandy menegaskan bahwa situasi kini telah kondusif dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, fakta bahwa bentrokan antar aparat bisa terjadi menunjukkan adanya masalah serius dalam koordinasi dan kedisiplinan di tubuh Polri.
Masyarakat Tual dan berbagai pihak mengekspresikan keprihatinan mereka terhadap insiden ini. Banyak yang mempertanyakan bagaimana bentrokan antar aparat bisa terjadi dan mengapa tindakan pencegahan tidak diambil lebih awal. Kejadian ini juga memicu diskusi tentang perlunya reformasi dalam tubuh Polri, termasuk peningkatan pelatihan dan disiplin untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
Bentrok antara personel Brimob dan anggota Polres Tual ini mencerminkan adanya masalah serius dalam koordinasi dan kedisiplinan aparat di lapangan. Meskipun situasi telah kondusif, insiden ini meninggalkan bekas luka dan keprihatinan yang mendalam. Langkah-langkah konkret diperlukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang, termasuk peningkatan pelatihan, disiplin, dan koordinasi antar satuan Polri. Harapan ke depan adalah agar insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk meningkatkan profesionalisme dan menjaga kehormatan sebagai aparat penegak hukum.
Sumber: Kompas.