PIKIRAN RAKYAT – Polresta Bogor Kota menyiapkan skema ganjil genap dan buka tutup jalan sebagai bentuk pembatasan mobilitas menjelang Natal dan Tahun Baru. Pembatasan mobilitas dilakukan sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 pada Nataru 2021.
“Apabila nanti diterapkan PPKM level tiga. Kami TNI Polri melaksanakan pembatasan mobilitas. Apakah ganjil genap di rute tertentu, atau crowd free road (jalan bebas kerumunan) di rute tertentu. Jadi kalau kalau crowd free road nanti dipilih rute yang padat, tidak hanya di Surken tapi di area lain yang terpantau padat. Kalau sudah renggang nanti bisa dibuka kembali,” ujar Kapolresta Bogor Kota, Kombes Susatyo Purnomo Condro, Senin 6 Desember 2021.
Selain ganjil genap, selama dua pekan terakhir, Satgas Covid-19 Kota Bogor telah menerapkan kawasan wajib vaksin di area wisata Kota Bogor. Setiap akhir pekan, polisi dan tim gabungan melakukan penjagaan terutama di kawasan Sistem Satu Arah dan Kebun Raya Bogor untuk memeriksa status vaksinasi pengunjung.
Sebagaimana diketahui, Satgas Covid-19 Kota Bogor memberlakukan kawasan wajib vaksin di tempat wisata di Kota Bogor. Dari hasil evaluasi, warga yang datang di kawasan wisata mayoritas sudah dapat menunjukkan kartu vaksin mereka.
“Itu artinya masyarakat sudah sadar, yang masuk ke Bogor sudah tervaksin. Jadi dicek apakah dengan Peduli Lindungi, atau yang lain, yang menunjukkan bahwa mereka sehat,” kata Susatyo.
Selain kawasan wajib vaksin, gerakan gerebek vaksin di pusat keramaian seperti pasar juga dilakukan. Susatyo berharap, dengan program yang dilaksanakan tim Satgas Covid-19 Kota Bogor, kekebalan komunitas di Kota Bogor dapat terwujud.
“Kami berharap pada saat Nataru kekebalan komunitas sudah terbentuk, saat ini capaian vaksinasi kita sudah 90 persen,” ucap Susatyo.
Waspada
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, sejauh ini kasus Covid-19 di Kota Bogor cukup terkendali. Kasus harian Covid-19 hanya berkisar antara 0-5 kasus.
Namun demikian, pada akhir November 2021, sempat ada kenaikan kasus Covid-19 karena Satgas Covid-19 melakukan pemeriksaan rutin terhadap para siswa dan tenaga pendidik yang melaksanakan Pertemuan Tatap Muka Terbatas (PTMT).
“Dari 650 sampel yang diperiksa, 10 persen dinyatakan positif. Namun semuanya OTG. Banyak WA yang masuk ke saya, bilang ternyata Covid-19 masih ada. Kasus itu tentu jadi pengingat kita semua agar tidak terlena, mengingatkan kembali masyarakat bahwa Covid-19 masih ada,” kata Retno.
Menjelang Nataru, Retno berharap lonjakan kasus Covid-19 tidak terjadi. Berkaca pada Juli 2021 lalu, puncak kasus Covid-19 mencapai 8500 kasus aktif. Lonjakan tersebut terjadi pascalibur Lebaran.
Retno mengaku tak ingin menghadapi situasi tersebut kembali di mana banyak warga tidak bisa mendapatkan fasilitas kesehatan dan Kota Bogor mengalami krisis oksigen.
“Juli 2021 kemarin, kasus aktif 8500, tapi ruang isolasi kita hanya 1300. Itu tidak mencukupi, walaupun yang OTG kita arahkan ke pusat isolasi Lido, Asrama IPB, Ciawi, dan pusat isolasi berbasis masyarakat lainnya. Angka kematian di Juli mencapai 10-20 perhari. Kita merasakan dahsyatnya serangan varian Delta. Kita tidak mau menghadapinya lagi,” ucap Retno.
Memasuki masa Nataru, Retno kembali mengingatkan soal varian Omicron yang sudah mewabah di beberapa negara. Antisipasi mulai dari pembatasan mobilitas, percepatan vaksinasi, hingga kesadaran masyarakat tentang prokes harus ditegakkan.
“Kita tidak boleh terlena, disiplin prokes harus ditegakkan,” kata Retno.***
Baca Juga: Kemenkes Sebut Kasus Covid-19 Bertambah 130 Orang, Pemerintah Minta Masyarakat Segera Vaksinasi